2011-03-10

seorang darsem... ( TKI lagi )

Kembali lagi dikejutkan (atau sudah terbiasa) dengan berita tentang derita para penyumbang devisa negara di negeri seberang.
Seorang TKW bernama Darsem terbukti bersalah oleh pengadilan riyadh karena membunuh majikannya sehingga harus menjalani hukuman mati sesuai hukum negara tersebut. Namun setelah mengalami proses mediasi yang panjang dan berbelit akhirnya Darsem mendapat islah atau ampunan dari keluarga korban dengan harus membayar kompensasi sebesar kurang lebih Rp 4,7 milyar. Pemerintah dan masyarakat kembali diketuk hatinya agar Darsem bisa bertemu kembali keluarganya dengan lepas dari hukuman pancung.
Terkait dengan hal tersebut, masih banyak orang di negeri ini yang ingin mengadu nasib ke negeri seberang untuk meningkatkan taraf hidupnya padahal bukan hanya mengadu nasib melainkan juga mengadu nyawa. Semakin banyak pula orang memanfaatkan hal tersebut dengan memberi kepastian ataupun janji palsu bisa mengatur pekerjaan di luar negeri dengan tentu saja kompensasi sejumlah uang.
Dan kembali kita diingatkan dengan "lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang". Dengan segala kemampuan yang ada dan semangat menjalani pekerjaan dengan sepenuh hati, kita bisa tetap meningkatkan taraf hidup kita di negeri kita sendiri tanpa harus beranjak ke negeri orang. Segala kesempatan pasti bisa kita manfaatkan dengan modal keuletan kesabaran dan pasrah.
Bukan bermaksud menggurui ataupun mendiskreditkan para TKI, tapi dengan semakin banyaknya beban persoalan pemerintah maka lebih baik memanfaatkan segala modal yang ada untuk tetap melanjutkan hidup dengan kemampuan kita sendiri bahkan mungkin bisa mengurangi beban pemerintah dalam hal mengurangi jumlah pengangguran.
Tetaplah terus berusaha dengan semua kemampuan yang ada..

2 komentar:

  1. tapi banyak jg koq yg berhasil jadi TKI, pulang jd org sukses sapa yg gak kepingin...aku jg...hehe...tp takut dan gak tega ninggalin klg di sini.. :D

    BalasHapus
  2. kalaupun dibuat prosentase, maka akan lebih banyak yang prihatin dan susah daripada yang senang..

    BalasHapus